Atjeh Pusaka - Serambi Indonesia
Banjir genangan akibat hujan deras maupun luapan sungai dilaporkan
terus meluas di Aceh. Gelombang pengungsian tak terbendung. Data sementara
hingga Senin kemarin, jumlah pengungsi sudah mencapai 19.138 kepala keluarga
(KK) yang tersebar di Aceh Timur dan Aceh Tamiang.
Di Aceh Timur, sebanyak 20 dari 23 kecamatan
terimbas dengan jumlah pengungsi hingga Senin kemarin telah mencapai 17.638 KK.
Sedangkan pengungsi korban banjir Aceh Tamiang mencapai 1.500 KK atau sekitar
6.700 jiwa, hingga Senin (22/12) banjir merendam kawasan-kawasan tertentu di
Banda Aceh, Aceh Besar, Pidie, Bireuen, Aceh Utara, Aceh Timur, Lhokseumawe,
Aceh Utara, dan Aceh Tamiang. Rendaman banjir tersebut ada yang baru terjadi
sejak dua hari terakhir dan ada pula yang terus berlanjut sejak lima hari lalu,
seperti di wilayah timur Aceh.
Di Aceh Timur banjir mulai merendam sejak
Kamis (18/12) dan terus berlanjut hingga Senin kemarin. Laporan terbaru yang
diterima Serambi dari Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) Aceh Timur, Syahrizal Fauzi, hingga Senin (22/12) malam sebanyak 20 dari
23 kecamatan di wilayahnya terimbas banjir. Gelombang pengungsi tak terbendung,
arus transportasi antar-kecamatan terganggu, dan ribuan hektare lahan pertanian
berubah layaknya sungai. Banjir terus meluas di Aceh Timur
karena curah hujan masih tinggi,” kata Syahrizal.
Data sementara hingga tadi malam, desa yang
terendam banjir di Aceh Timur mencapai 198 desa dalam 20 kecamatan. Jumlah
pengungsi sudah mencapai 17.638 KK.
Rincian wilayah yang terendam banjir di Aceh
Timur masing-masing kecamatan Indra Makmur (12 desa), Pante Bidari (5 desa),
Banda Alam (10 desa), Sungai Raya (10 desa), Julok (31 desa), Rantau Selamat
(10 desa), Ranto Peureulak (10 desa), Simpang Ulim (4 desa), Idi Tunong (9
desa), Peureulak Kota (10 desa), Darul Aman (9 desa), Nurussalam (10 desa),
Birem Bayeun (8 desa), Peureulak Timur (3 desa), Peunaron (6 desa), Peureulak
Barat (8 desa), Darul Falah (8 desa), Idi Timur (11 desa), Madat (11 desa), dan
Kecamatan Peudawa (13 desa).
Ketinggian air rata-rata berkisar antara 1-4
meter. Bupati Aceh Timur telah menetapkan daerahnya berstatus darurat banjir.
Hingga tadi malam upaya evakuasi korban banjir terus dilakukan namun masih
terkendala dengan minimnya rubber boat.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Aceh Timur, Ir
Mahyuddin melaporkan terjadinya kerusakan infrastruktur dan fasilitas umum
akibat banjir seperti jalan, jembatan, tanggul sungai, saluran irigasi, lahan
pertanian, dan perumahan.
Akses transportasi ke sejumlah kawasan juga
terputus seperti di Desa Blang Gleum, Kecamatan Julok menuju Desa Bukit Bata,
Kecamatan Pante Bidari akibat jembatan diterjang banjir. Camat Ranto Peureulak, Syamsul juga
menginformasikan, jalur transportasi dari Ranto Peureulak ke Kecamatan Peunaron
juga masih putus karena sejak Kamis (18/12) ruas jalan di Desa Beurandang dan
Desa Seumanah Jaya masih terendam dengan ketinggian 1–1,5 meter. Distribusi
logistik ke Seumanah Jaya harus menggunakan truk tronton.
Di Kabupaten Pidie, puluhan desa dalam
delapan kecamatan terendam banjir akibat hujan lebat sejak Senin (22/12) dini
hari yang berakibat meluapnya Krueng Baro, Krueng Tiro, dan Krueng Paloh Padang
Tiji. Desa-desa yang terendam banjir tersebar
dalam Kecamatan Indrajaya, Padang Tiji, Mila, Delima, Peukan Baro, Kembang
Tanjong, Kota Sigli, dan Kecamatan Pidie. Rumah anak yatim di pinggir sungai
Gampong Meunasah Keutapang Aree, Kecamatan Delima ambruk ke dasar sungai namun
penghuninya selamat.
Kepala Pelaksana BPBD Pidie, Apriadi SSos
kepada Serambi, Senin (22/12) mengatakan, Krueng Baro meluap sekitar pukul
01.00 WIB dini hari menerobos masuk ke pemukiman warga. Hingga pukul 05.00 WIB,
dini hari air telah mencapai setinggi lutut orang dewasa merendam permukiman.
Hingga kemarin Apriadi mengaku belum
mendapat data rinci menyangkut musibah banjir yang melanda wilayahnya.
Satu-satunya data yang diperoleh Serambi adalah dari Camat Padang Tiji, Zainal
SSos. Menurut Zainal, sebanyak 258 rumah di wilayahnya terendam akibat luapan
Krueng Paloh dan Krueng Rajui.
Pantauan Serambi, kemarin, Kapolres Pidie
AKBP Sunarya SIK dan Dandim 0102 Letkol Inf M Mahmud Suharto Amir meninjau
lokasi banjir di Padang Tiji. Hingga pukul 16.30 WIB kemarin, hujan masih
mengguyur wilayah Pidie. Hujan lebat yang mengguyur Kabupaten
Bireuen, sejak Minggu (21/12) malam hingga Senin siang kemarin mengakibatkan
ratusan hektare sawah di enam kecamatan terendam. Areal persawahan yang
terendam tersebar di Kecamatan Peudada, Jeumpa, Juli, Kuala, Kota Juang, dan
Peusangan.
Di kawasan Peusangan, ratusan
hektare tanaman padi tidak kelihatan lagi. Begitu juga benih di persemaian juga
terendam. Sekretaris Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Peternakan
Bireuen, Ir Syahrul mengatakan, genangan terjadi selain akibat saluran sempit
dan dangkal juga disebabkan tingginya curah hujan.
Dari Aceh Tamiang dilaporkan, hingga Senin
kemarin stok logistik untuk korban banjir mulai menipis sementara kawasan yang
terendam terus bertambah. Data sementara hingga tadi malam, julah pengunsgi
sudah mencapai 1.500 KK atau sekitar 6.700 jiwa.
Kadis Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Aceh Tamiang, Ikhwan kepada Serambi, Senin (22/12) mengatakan, logistik untuk
pengungsi korban banjir terus menipis bahkan beras sejak Minggu (21/12) kosong.
“Stok logistik yang tersisa diperkirakan hanya bertahan untuk dua hari ke
depan,” katanya.
Selain di Dinas sosial, stok logistik di
BPBD Aceh Tamiang juga menipis, hanya bertahan untuk keadaan darurat sedangkan
stok beras sama sekali tidak ada. Kepala BPBD Aceh Tamiang, Jalaluddin meminta
pengusaha perkebunan yang ada di Aceh Tamiang agar mau membantu beras untuk
korban bencana.
Hingga kemarin kawasan hilir Aceh Tamiang
mulai terendam banjir terutama di Kecamatan Seruway. Informasi dari Datok
Peukan Seruway, Adek menyebutkan, banjir di wilayahnya sudah merendam lebih 657
rumah di Desa Gelong, Kampong Baru, Muka Sungai Kuruk, Paya Udang, Tangse Lama,
Peukan Seruway, dan sebgaian Desa Binje.
Di Kabupaten Aceh Besar, banjir genangan
akibat luapan Krueng Aceh dan beberapa anak sungai lainnya sempat merendam
beberapa desa di Kecamatan Seulimuem, Kuta Cot Glie, Kuta Malaka, dan Kecamatan
Blangbintang.
Pengurus RAPI Aceh Besar, Ikbal melaporkan,
di Kecamatan Seulimuem sempat terjadi genangan di Gampong Lhiep akibat tebing
sungai jebol. Berikutnya di Kecamatan Kuta Cot Glie, luapan Krueng Aceh
menggenangi Gampong Tui. Informasi itu dibenarkan Wakapolres Aceh Besar, Kompol
Sulaiman yang menyebutkan pihaknya sempat menurunkan tim dan membuka posko di
Gampong Tui.
Berikutnya di Kecamatan Kuta Malaka, areal
persawahan Gampong Lam Ara Eungkieng dan Lam Ara Cut sempat tergenang banjir
luapan Krueng Tuan Meurah akibat jebolnya tanggul sungai. Sedangkan di Kecamatan Blangbintang,
tepatnya di Gampong Teupin Batee dan Gampong Cot Leuot luapan air sungai
menggenangi permukiman warga. “Pada sore harinya air sudah berangsur surut,
namun masyarakat tetap siaga,” kata Ikbal.
Laporan lainnya menyebutkan, jembatan
gantung penghubung Lampisang-Tanoh Abee, Kecamatan Sulimuem putus akibat
terjangan arus sungai. Masih di Kecamatan Sulimuem, juga terjadi longsoran
tebing menimbun sebagian badan jalan di Gampong Alue Gintong.
Puluhan desa yang tersebar dalam belasan
kecamatan di Kabupaten Aceh Utara terendam banjir mulai Minggu (20/12) malam
hingga Senin (22/12) malam.
Desa-desa yang terendam banjir di Aceh Utara
tersebar di Kecamatan Langkahan, Tanah Jambo Aye, Lhoksukon, Cot Girek, Baktiya
Barat, Lapang, Tanah Pasir, Syamtalira Aron, Matangkuli, Pirak Timu,
Tanah Luas, Meurah Mulia, Geureudong Pase, dan Simpang Keuramat. Kondisi
terparah terjadi di Matangkuli, Pirak Timu, Lhoksukon, dan Langkahan dengan
ketinggian air dalam rumah antara 2-2,5 meter. Puluhan sekolah terpaksa
diliburkan.
Wakil Bupati Aceh Utara, M Jamil bersama
Wakil Ketua DPRK Aceh Utara Abdul Mutaleb dan Mulyadi CH juga turun ke lokasi
banjir untuk memantau kondisi.
Di Lhokseumawe, ratusan rumah dan puluhan
hektare sawah di sejumlah lokasi juga terendam. Namun hingga sore kemarin,
belum ada warga yang harus mengungsi. Di Kecamatan Blang Mangat, banjir melanda
Desa Asan Kareung, Meunasah Blang, Meunasah Kumbang, Meunasah Rayeuk Kareung,
Alue Lim, dan Blang Buloh.(c49/naz/c38/yus/md/jf/bah/mr)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ulon tuan preh kritik ngoen nasihat jih. Maklum ulon tuan teungoh meuruno.