Salah satu aspek yang penting diperhatikan dalam upacara adat intat linto adalah menyangkut dengan iring iringan rombongan intat linto. Jika kita mengamati pelaksanaan upacara intat linto di masyarakat saat ini, sering kali aturan iring-iringan rombongan intat linto ini tidak diatur dengan baik sehingga tertib dan teratur sesuai dengan kepentingan tahap-tahapan pelaksanaan acara intat linto dan upacara penyambutan di rumah dara baroe.
Untuk membantu masyarakat Aceh dalam menata iring-iringan rombongan intat linto , maka berikut ini kami sajikan pedoman penyusunan barisan iring-iringan intat linto sebagaimana terlihat dalam tabel berikut:
BARISAN
|
UNSUR BARISAN
|
PERAN DALAM BARISAN
|
PERTAMA
|
Penabuh Rapa-ie dan Peniup Seurunee Kalee
|
Jika ada, barisan paling depan adalah barisan penabuh rapa-ie dan seurune kalee, yang melantunkan zikir, shalawat kepada baginda Rasulullah (Salawale) dan syair-syair khusus acara malam intat linto dengan suara yang nyaring;
|
KEDUA
|
Tokoh Adat Ureung Inong
|
beberapa orang tokoh adat perempuan yang membawa bate ranup (cerana), dan setiba di depan pintu masuk rumah dara baro akan melakukan prosesi penyerahan bate ranub (cerana).
|
KETIGA |
Tokoh Adat Gampong (Ureung Tuha Gampong)
|
barisan ureung tuha gampong, yang terdiri dari Keuchik, imeum meunasah, tuha peut, tokoh-tokoh adat gampong dan ureung seumapa.
|
KEEMPAT
|
Linto dan Pengapet Linto
|
rombangan peungapet linto yang biasanya terdiri dari para pemuda, teman-teman dari linto baro. Linto Baro ditempatkan pada posisi agak tersembunyi yakni di tengah-tengah para peungapet linto baro dan dipayungi dengan payong kuneng oleh salah seorang pengapet linto
|
KELIMA
|
Idang Peuneuwoe
|
barisan pembawa idang peuneuwoe dan bungong jaroe. Idang Peuneuwoe dan bungong jaroe yang telah dimasukkan dalam talam dan ditutup dengan sangee dengan motif dan corak yang berwarna warni. Dahulu hidang diusung oleh kaum perempuan gampong yang telah ditentukan. Biasanya adalah ureung ureung inong yang sudah berumur.
|
KEENAM
|
Rombongan Ureung Inong
|
rombongan pengantar linto baro, dan biasanya rombongan pengantar linto perempuan berjalan di depan,
|
KETUJUH
|
Rombongan Ureung Agam
|
sementara rombongan pengantar linto laki-laki berjalan di belakang;
|
Bentuk bentuk iring-iringan dalam upacara linto ini bisa saja bervariasi sesuai dengan adat dan adat istiadat yang berkembang pada masing-masing komunitas masyarakat adat. Namun yang paling penting diperhatikan adalah penataan iring–iringan itu serasi dengan urut-urutan rangkaian upacara adat intat linto itu sendiri.
Demikian panduan ringkas dan sederhana penataan iring-iringan rombongan intat linto dalam adat perkawinan (adat meukawen) dalam masyarakat Aceh. Semoga panduan ringkas dan sederhana ini dapat dijadikan salah satu rujukan bersama dalam pelaksanaan adat perkawinan dalam masyarakat Aceh dewasa ini.
Oleh: Asnawi Zainun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ulon tuan preh kritik ngoen nasihat jih. Maklum ulon tuan teungoh meuruno.