Kamis, 11 Oktober 2018

Panduan Ringkas Iring-iringan Barisan Upacara Adat Intat Linto


Mengacu pada ketentuan Pasal 1 angka 10 Qanun Aceh Nomor 9 Tahun 2008 tentang Pembinaan Adat dan adat Istiadat, adat didefinisikan sebagai aturan perbuatan dan kebiasaan yang telah berlaku dalam masyarakat yang dijadikan pedoman dalam pergaulan hidup di Aceh. Adat sebagai pedoman hidup aturannya melingkupi semua aspek kehidupan masyarakat di Aceh, termasuk di dalamnya Adat Perkawinan. Adat Perkawinan itu sendiri merupakan aturan-aturan yang meliputi nilai dan proses pelaksanaan perkawinan yang dilakukan tahap demi tahap. Upacara intat linto merupakan salah satu tahapan dari rangkaian adat meukawen dalam masyarakat Aceh yang masih terus dipertahankan oleh masyarakat dengan berbagai variasinya.

Salah satu aspek yang penting diperhatikan dalam upacara adat intat linto adalah menyangkut dengan iring iringan rombongan intat linto. Jika kita mengamati pelaksanaan upacara intat linto di masyarakat saat ini, sering kali aturan iring-iringan rombongan intat linto ini tidak diatur dengan baik sehingga tertib dan teratur sesuai dengan kepentingan tahap-tahapan pelaksanaan acara intat linto dan upacara penyambutan di rumah dara baroe.

Untuk membantu masyarakat Aceh dalam menata iring-iringan rombongan intat linto , maka berikut ini kami sajikan pedoman penyusunan barisan iring-iringan intat linto sebagaimana terlihat dalam tabel berikut:


BARISAN
UNSUR BARISAN
PERAN DALAM BARISAN
PERTAMA
Penabuh Rapa-ie dan Peniup Seurunee Kalee
Jika ada, barisan paling depan adalah barisan penabuh rapa-ie dan seurune kalee, yang melantunkan zikir, shalawat kepada baginda Rasulullah (Salawale) dan syair-syair khusus acara malam intat linto dengan suara yang nyaring;
KEDUA
Tokoh Adat Ureung Inong
beberapa orang tokoh adat perempuan yang membawa bate ranup (cerana), dan setiba di depan pintu masuk rumah dara baro akan melakukan prosesi penyerahan bate ranub (cerana).
KETIGA
Tokoh Adat Gampong (Ureung Tuha Gampong)
barisan ureung tuha gampong, yang terdiri dari Keuchik, imeum meunasah, tuha peut, tokoh-tokoh adat gampong dan ureung seumapa.  
KEEMPAT
Linto dan Pengapet Linto
rombangan peungapet linto yang biasanya terdiri dari para pemuda, teman-teman dari linto baro. Linto Baro ditempatkan pada posisi agak tersembunyi yakni di tengah-tengah para peungapet linto baro dan dipayungi dengan payong kuneng oleh salah seorang pengapet linto
KELIMA
Idang Peuneuwoe
barisan pembawa idang peuneuwoe dan bungong jaroe. Idang Peuneuwoe dan bungong jaroe yang telah dimasukkan dalam talam dan ditutup dengan sangee dengan motif dan corak yang berwarna warni. Dahulu hidang diusung oleh kaum perempuan gampong yang telah ditentukan. Biasanya adalah ureung ureung inong yang sudah berumur.
KEENAM
Rombongan Ureung Inong
rombongan pengantar linto baro, dan biasanya rombongan pengantar linto perempuan berjalan di depan,
KETUJUH
Rombongan Ureung Agam
sementara rombongan pengantar linto laki-laki berjalan di belakang;

 Bentuk bentuk iring-iringan dalam upacara linto ini bisa saja bervariasi sesuai dengan adat dan adat istiadat yang berkembang pada masing-masing komunitas masyarakat adat. Namun yang paling penting diperhatikan adalah penataan iring–iringan itu serasi dengan urut-urutan rangkaian upacara adat intat linto itu sendiri.

Demikian panduan ringkas dan sederhana penataan iring-iringan rombongan intat linto dalam adat perkawinan (adat meukawen) dalam masyarakat Aceh. Semoga panduan ringkas dan sederhana ini dapat dijadikan salah satu rujukan bersama dalam pelaksanaan adat perkawinan dalam masyarakat Aceh dewasa ini. 

Oleh: Asnawi Zainun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ulon tuan preh kritik ngoen nasihat jih. Maklum ulon tuan teungoh meuruno.

Seulamat Uroe Raya

Admin Blog Atjeh Pusaka mengucapkan Seulamat Uroe Raya Idul Fitri 1 Syawal 1441 H... Neu peu meu'ah lahee ngon batein...