Drs. Teuku Abdullah Sulaiman, SH.,MA alias T.A. Sakti
Atjeh Pusaka - Drs. Teuku Abdullah Sulaiman, SH.,MA alias T.A. Sakti adalah peminat budaya dan sastra Aceh. Lahir di Gampong Bucue, Kecamatan Sakti, Kabupaten Pidie ( Aceh) tahun 1954. Pendidikan agama yang pernah ditempuhnya, yaitu di rumah sendiri, di Gampong Jeumpa dan Riweuek, yang ketiga tempat itu masih dalam Kecamatan Sakti. Terakhir, belajar ilmu agama Islam (Jak Beuet) pada Dayah Titeue Meunasah Cut, Kecamatan Titeue-Keumala, Pidie, dibawah asuhan Teungku Muhammad Syekh Lammeulo; alumnus sekaligus Guree/Pengajar di Dayah Blang Paroh, Labuhan Haji, Aceh Selatan.
Pendidikan Umum yang ditempuhnya adalah SD Lameue, SMI Kota Bakti, SMP Negeri Beureunuen, SMA Negeri Sigli. Pernah kuliah sampai Tingkat Sarjana Muda I di Fakultas Pertanian Unsyiah (1975 – 1976); sebelum pindah ke Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat (FHPM) Unsyiah, Banda Aceh (1977). Setelah menyelesaikan kuliah Tingkat Sarjana Muda Hukum (Sm.Hk); dan malah hanya tinggal dua mata kuliah lagi – Filsafat Hukum serta Filsafat Agama (1982)-; kemudian melanjutkan ke Jurusan Sejarah Fakultas Sastra dan Kebudayaan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta atas bantuan beasiswa Lembaga Kerjasama Indonsia-Belanda/LIPI-Jakarta.
Pendidikan Umum yang ditempuhnya adalah SD Lameue, SMI Kota Bakti, SMP Negeri Beureunuen, SMA Negeri Sigli. Pernah kuliah sampai Tingkat Sarjana Muda I di Fakultas Pertanian Unsyiah (1975 – 1976); sebelum pindah ke Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat (FHPM) Unsyiah, Banda Aceh (1977). Setelah menyelesaikan kuliah Tingkat Sarjana Muda Hukum (Sm.Hk); dan malah hanya tinggal dua mata kuliah lagi – Filsafat Hukum serta Filsafat Agama (1982)-; kemudian melanjutkan ke Jurusan Sejarah Fakultas Sastra dan Kebudayaan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta atas bantuan beasiswa Lembaga Kerjasama Indonsia-Belanda/LIPI-Jakarta.
Sewaktu pulang bersama/ berkonvoi ke kampus UGM setelah menyelesaikan Kuliah Kerja Nyata(KKN) di desa Guli, kecamatan Nogosari, kabupaten Boyolali, Jawa Tengah itulah ia ditabrak bis Colt barang/ tivi. Tahun 1999 meneruskan kuliah di Program Ekstensi Fakultas Hukum Unsyiah, walaupun mesti dibantu/ dipapah orang lain – dalam satu semester mengambil 2-3 mata kuliah dan 5 semester non aktif akibat sakit serta tsunami -sehingga sidang sarjana 12 Desember 2007. September 2013 melanjutkan kuliah di Pascasarjana UIN Ar-Raniry, Banda Aceh dalam konsentrasi Sejarah dan Tamaddun Islam. Kajian tesis terhadap Hikayat Malem Dagang. Wisuda pada 21 Maret 2016, Alhamdulillah!.
Selama menjadi mahasiswa FHPM Unsyiah, pernah menulis di beberapa media massa yang terbit di Banda Aceh dan Medan, Sumatera Utara seperti “ Buletin Peunawa” terbitan Senat Mahasiswa Fakultas Ekonomi Unsyiah, “Buletin KERN”, milik Senat Mahasiswa Fakultas Teknik Unsyiah, Majalah “Gema Ar-Raniry” Media IAIN Ar-Raniry (Banda Aceh), Majalah “Santunan” terbitan Kanwil Depag, Aceh, Suratkabar “Peristiwa” (Banda Aceh) dan suratkabar “Waspada” ( Medan).
Kemudian, setelah menjadi mahasiswa UGM Yogyakarta, mulai menulis di suratkabar lingkup nasional seperti “Merdeka”, “Pelita”, “Suara Karya”, yang ketiganya terbit di Jakarta serta “Kedaulatan Rakyat” (Yogyakarta). Ketika menjadi staf pengajar di Unsyiah, pernah menulis di Harian “Serambi Indonesia” , “Harian Rakyat Aceh“, “Harian Aceh“( ketiganya terbit di Banda Aceh), Buletin “CAKRA” terbitan Himpunan Mahasiswa Sejarah (Himas) FKIP Unsyiah, Majalah “Sinar Darussalam” Media Kampus Darussalam, Banda Aceh, Majalah “Panca” milik Kanwil Transmigrasi Aceh, Majalah “Puan” terbitan Lembaga BP-7 Aceh, Majalah “WARTA UNSYIAH” dan Buletin “CENDEKIA” keluaran Dinas Pendikan NAD. Hampir semua tulisannya terkait budaya dan sastra Aceh.
Sejak tahun 1992 telah memfokuskan diri di bidang sastra, khususnya Hikayat Aceh. Sehubungan dengan kegiatan itu, hingga tahun 2009 telah 32 judul Hikayat/Tambeh/Nadham Aceh telah selesai dialihkan hurufnya dari huruf Jawoe- Jawi/Arab Melayu ke aksara Latin. Tiga judul hikayatberjiwa/nuansa Lingkungan Hidup telah diterbitkannya, yaitu : 1. Lingkongan Udep Wajeb Tajaga, (1999). 2. Wajeb Ta sayang Binatang Langka (2001). 3. Binatang Ubit Kadit Lam Donya (2001). Tahun 2003, ketiga judul buku saku itu digabungkan dan diterbitkan kembali oleh Dinas Kebudayaan NAD dengan judul “Lingkongan Udep Wajeb Tajaga”. Setelah diedit kembali, “hikayat binatang” ini tahun 2009/2010 pernah dibaca berkali-kali di ACEH TV Banda Aceh dalam acara “Ca-e Bak Jambo” pukul 20.00 s/d 22.00 Wib. pada setiap malam minggu yang disenandungkan Medya Hus.
Beberapa kajian baik sendiri maupun bersama teman yang sudah diterbitkan ialah: 1. Nadham Akhbarul Hakim (M. Nasir), 2. Hikayat Muda Balia (M.Nasir), 3, Tambeh Tujoh, ketiga buku itu diterbitkan Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Banda Aceh , masing-masing tahun 1997, 2006, 2007. Selain itu sembilan judul hikayat telah diterbitkannya.
Selama menjadi mahasiswa FHPM Unsyiah, pernah menulis di beberapa media massa yang terbit di Banda Aceh dan Medan, Sumatera Utara seperti “ Buletin Peunawa” terbitan Senat Mahasiswa Fakultas Ekonomi Unsyiah, “Buletin KERN”, milik Senat Mahasiswa Fakultas Teknik Unsyiah, Majalah “Gema Ar-Raniry” Media IAIN Ar-Raniry (Banda Aceh), Majalah “Santunan” terbitan Kanwil Depag, Aceh, Suratkabar “Peristiwa” (Banda Aceh) dan suratkabar “Waspada” ( Medan).
Kemudian, setelah menjadi mahasiswa UGM Yogyakarta, mulai menulis di suratkabar lingkup nasional seperti “Merdeka”, “Pelita”, “Suara Karya”, yang ketiganya terbit di Jakarta serta “Kedaulatan Rakyat” (Yogyakarta). Ketika menjadi staf pengajar di Unsyiah, pernah menulis di Harian “Serambi Indonesia” , “Harian Rakyat Aceh“, “Harian Aceh“( ketiganya terbit di Banda Aceh), Buletin “CAKRA” terbitan Himpunan Mahasiswa Sejarah (Himas) FKIP Unsyiah, Majalah “Sinar Darussalam” Media Kampus Darussalam, Banda Aceh, Majalah “Panca” milik Kanwil Transmigrasi Aceh, Majalah “Puan” terbitan Lembaga BP-7 Aceh, Majalah “WARTA UNSYIAH” dan Buletin “CENDEKIA” keluaran Dinas Pendikan NAD. Hampir semua tulisannya terkait budaya dan sastra Aceh.
Sejak tahun 1992 telah memfokuskan diri di bidang sastra, khususnya Hikayat Aceh. Sehubungan dengan kegiatan itu, hingga tahun 2009 telah 32 judul Hikayat/Tambeh/Nadham Aceh telah selesai dialihkan hurufnya dari huruf Jawoe- Jawi/Arab Melayu ke aksara Latin. Tiga judul hikayatberjiwa/nuansa Lingkungan Hidup telah diterbitkannya, yaitu : 1. Lingkongan Udep Wajeb Tajaga, (1999). 2. Wajeb Ta sayang Binatang Langka (2001). 3. Binatang Ubit Kadit Lam Donya (2001). Tahun 2003, ketiga judul buku saku itu digabungkan dan diterbitkan kembali oleh Dinas Kebudayaan NAD dengan judul “Lingkongan Udep Wajeb Tajaga”. Setelah diedit kembali, “hikayat binatang” ini tahun 2009/2010 pernah dibaca berkali-kali di ACEH TV Banda Aceh dalam acara “Ca-e Bak Jambo” pukul 20.00 s/d 22.00 Wib. pada setiap malam minggu yang disenandungkan Medya Hus.
Beberapa kajian baik sendiri maupun bersama teman yang sudah diterbitkan ialah: 1. Nadham Akhbarul Hakim (M. Nasir), 2. Hikayat Muda Balia (M.Nasir), 3, Tambeh Tujoh, ketiga buku itu diterbitkan Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Banda Aceh , masing-masing tahun 1997, 2006, 2007. Selain itu sembilan judul hikayat telah diterbitkannya.
Hikayat-hikayat itu ialah :
1. Hikayat Akhbarul Karim,
2. Hikayat Aulia Tujoh,
3. Hikayat Nabi Meucuko,
4. Nadham Akhbarul Hakim,
5. Hikayat Meudeuhak,
6. Hikayat Tajussalatin,
7. Hikayat Banta Keumari,
8. Tambeh Tujoh Blah dan
9. Hikayat Nabi Yusuf.
Penghargaan :
1. Sebagai Pengarang, Berprestasi Unggulan Peraih KEHATI Award 2001 dari Yayasan KEHATI (Keanekaragaman Hayati Indonesia), Jakarta tanggal 7 Maret 2001. Yayasan ini dipimpin Prof.Dr. Emil Salim mantan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI.
2. Sebagai Sastrawan; Memperoleh Bintang Budaya Parama Dharma dari Pemerintah RI tanggal 14 Agustus 2003. Anugerah Bintang Budaya ini disematkan Presiden Megawati Soekarnoputri di Istana Negara, Jakarta.
3. Mendapatkan Penghargaan sebagai “Penulis Karya Terbaik Sastra Aceh 2003” dari Dinas Kebudayaan NAD, tanggal 29 September 2003.
4. Menerima Anugerah Budaya “TAJUL ALAM” dalam rangka Pekan Kebudayaan Aceh Ke 5 (PKA V) dari Pemerintah Aceh yang diserahkan oleh Wakil Gubernur NAD Muhammad Nazar, S.Ag di Anjong Mon Mata, Banda Aceh pada malam Selasa tanggal 10 Agustus 2009. (ADR)
Penghargaan :
1. Sebagai Pengarang, Berprestasi Unggulan Peraih KEHATI Award 2001 dari Yayasan KEHATI (Keanekaragaman Hayati Indonesia), Jakarta tanggal 7 Maret 2001. Yayasan ini dipimpin Prof.Dr. Emil Salim mantan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI.
2. Sebagai Sastrawan; Memperoleh Bintang Budaya Parama Dharma dari Pemerintah RI tanggal 14 Agustus 2003. Anugerah Bintang Budaya ini disematkan Presiden Megawati Soekarnoputri di Istana Negara, Jakarta.
3. Mendapatkan Penghargaan sebagai “Penulis Karya Terbaik Sastra Aceh 2003” dari Dinas Kebudayaan NAD, tanggal 29 September 2003.
4. Menerima Anugerah Budaya “TAJUL ALAM” dalam rangka Pekan Kebudayaan Aceh Ke 5 (PKA V) dari Pemerintah Aceh yang diserahkan oleh Wakil Gubernur NAD Muhammad Nazar, S.Ag di Anjong Mon Mata, Banda Aceh pada malam Selasa tanggal 10 Agustus 2009. (ADR)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ulon tuan preh kritik ngoen nasihat jih. Maklum ulon tuan teungoh meuruno.